Jumat, 25 Juli 2008

Makna Hari Kebangkitan Nasional


100tahun lalu tepatnya 20 Mei 1908 berdiri sebuah organisasi yang dinamakan Boedi Oetomo. Moment ini dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dimana timbul kesadaran tentang kesatuan kebangsaan untuk menentang kekuasaan penjajahan Belanda dari beberapa pemuda terbaik bangsa. Pemuda ini diantaranya adalah Dr. Soetomo, Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Goenawan dan Suryadi Suryadiningrat (Ki Hadjar Dewantara).

Hari Kebangkitan Nasional menjadi moment awalnya kemerdekaan Indonesia, jadi harus kita maknai dan sikapi dengan serius. Kalau dulu sewaktu masih sekolah, pasti saya ikut upacara. Kalau sekarang? saya tidak berbuat apa-apa, saya hanya bisa mendoakan semoga moment tersebut bisa menyadarkan para pemimpin untuk lebih serius menangani negara ini. Hormati para pahlawan dengan tidak korupsi, menguras kekayaan negara untuk pribadi. Jelas di usia yang 100tahun (walau 63tahun merdeka) pada hakekatnya Indonesia masih belum bangkit, masih terpuruk dan tertinggal dari negara yang lebih muda usianya.

Mari di 100tahun Kebangkitan Nasional kita berbuat yang lebih baik dan bijaksana. Siswa ga usah tawuran dan belajar dengan baik, pejabat dan pemimpin jangan korupsi, blogger mari kita berikan posting yang bermanfaat untuk bangsa, pencari dollar supaya lebih giat lagi mencangkul dan menambah devisa negara. Merdeka!!!!



* Posted by admin

Sabtu, 19 Juli 2008

63 Tahun Kemerdekaan RI


Pada tanggal 17 Agustus 2008, Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-63. Tahun 2008 ini juga merupakan waktu diperingatinya 100 tahun Kebangkitan Bangsa Indonesia (20 Mei 1908 - 20 Mei 2008).

Dalam rangka perayaan hari kemerdekaan ini, seluruh bangsa Indonesia di manapun berada memeriahkannya dengan melaksanakan berbagai acara peringatan dan perayaan. Kegiatan yang bersifat formal berupa Upacara Bendera yang dilaksanakan secara serentak pada tanggal 17 Agustus. Sedangkan acara peryaan lainnya dilaksanakan sebelum maupun sesudah Upacara tersebut.


bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang membela bangsa dan negara.begitu halnya dengan bangsa indonesia dimana tanpa adanya perjuangan dari orang-orang terdahuluyang telah mengorbankan harta dan tenaga mereka demi tercapainya sebuah kemerdekaan.
namun keadaan itu sangat berbeda dengan sekarang.

Jika dilihat dari segi sejarah, perjuangan para pahlawan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia sangat besar dan perlu dicontoh. Sikap para pahlawan yang berani membela bangsa dengan mempertahankan segenap jiwa raga sangat diperlukan dalam masa sekarang ini. Dalam menghadapi kondisi Negara yang saat ini sedang mengalami berbagai macam masalah, diperlukan sikap berani membela tanah air. Sikap ini dapat ditumbuhkan melalui bidang pendidikan. Kita dapat menjadikan organisasi Boedi Oetomo yang bergerak dalam bidang pendidikan sebagai inspirasi dari Pergerakan Nasional. Organisasi Boedi Oetomo menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada para pemuda terutama para anggotanya. Selain itu,organisasi ini berperan serta membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dan juga sebagai perintis terciptanya organisasi yang lain di Indonesia yang juga berperan dalam pelaksanaan Kebangkitan Nasional.
Untuk menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa Indonesia yang lebih maju, diperlukan penanaman rasa cinta tanah air yang dapat ditumbuhkan melalui bidang pendidikan. Jika dibandingkan dengan pendidikan pada masa Boedi Oetomo, pendidikan sekarang sudah lebih maju, namun rasa cinta tanah air yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sudah mulai berkurang. Hal ini terlihat dengan kurang ditanamkannya rasa cinta tanah air pada diri siswa, sehingga siswa kurang memahami apa sebenarnya cinta tanah air itu dan apa yang seharusnya mereka lakukan agar dapat menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak mata pelajaran yang dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air pada diri siswa dikurangi frekuensi pertemuannya misalnya mata pelajaran PPKN dan Sejarah. Kedua mata pelajaran ini sebenarnya sangat membantu menumbuhkan rasa cinta tanah air pada generasi muda kita, namun dapat kita lihat bahwa kedua mata pelajaran itu sudah mulai dikurangi.
Pada era midern ini, jumlah masyarakat yang buta huruf di Indonesia masih tinggi, kelemahan-kelemahan dalam menghadapi Ujian Nasional yang dilakukan oleh guru, siswa bahkan masyarakat. Jika ada peringatan hari-hari besar Nasional, tidak semua masyarakat Indonesia yang mengibarkan bendera Merah Putih jelas terlihat bahwa rasa cinta tanah air sudah mulai berkurang pada diri bangsa Indonesia.



Sumber : Google


Hari Kebangkitan Nasional


HARI KEBANGKITAN NASIONAL


hari ini tanggal 20 Mei dan menurut agenda sejarah perjalanan bangsa hari merupakan hari kebangkitan nasional.Sembilan puluh semblan tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908, berdirilah organisasi Boedi Oetomo, yang dikemudian dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Saat itu bangkitlah suatu kesadaran tentang kesatuan kebangsaan untuk menentang kekuasaan penjajahan Belanda yang telah berabad-abad lamanya berlangsung di tanah air Indonesia.

Boedi Oetomo pada saat itu, merupakan perkumpulan kaum muda yang cerdas dan peduli terhadap nasib bangsa, yang antara lain diprakarsai oleh ; Dr. Soetomo, Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Goenawan dan Suryadi Suryadiningrat (Ki Hadjar Dewantara).

Semangat kebangkitan nasional muncul, ketika bangsa Indonesia mencapai tingkat perlawanannya yang tidak dapat dibendung lagi, untuk menghadapi kekuasaan kolonial Belanda yang tidak manusiawi dan tidak adil. Penegasan tekad bangsa untuk bebas dan merdeka dari belenggu kolonialisme dan imperialisme.

Kebangkitan kesadaran atas kesatuan kebangsaan atau nasionalisme yang lahir pada 20 Mei 1908, kemudian menjadi tonggak perjuangan yang terus berlanjut. Muncullah kemudian Jong Ambon (1909), Jong Java dan Jong Celebes (1917) Jong Sumatera dan Jong Minahasa (1918). Pada tahun 1911 juga berdiri organisasi Sarikat Islam, 1912 Muhammadiyah, 1926 Nahdlatul’Ulama, dan kemudian pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia.

Perjuangan yang panjang itu, akhirnya mencapai puncaknya pada kemerdekaan bangsa, yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara kita seperti ditegaskan oleh para pendirinya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ditegakkan berdasarkan prinsip Negara Hukum.

Karena itu, NKRI pada dasarnya mengelola kekuasaan berdasarkan hukum, bukan berdasarkan kekuasaan. Hukum adalah kekuasaan, bukan kekuasaan adalah hukum. Dalam proses politik, kita pun pernah terjebak dalam suatu periode dimana kekuasaan ditegakkan berdasarkan kekuasaan, bukan berdasarkan hukum. Kekuasaan adalah hukum itu sendiri. Maka akibatnya kekuasaan cenderung otoriter, sentralistik dan represif.

sembilan tahun silam juga pada saat reformasi dan jatuhnya kekuasaan mantan presiden soeharto menjelang hari kebangkitan nasional. sungguh momentum yang tepat untuk melakukan perebuhan terutama di bidang hukum , setelah 9 tahun kita reformasi apa yang kita dapatkan ?????. jujur saya jawab. kemelaratan, kesusahan , KKN tambah parah di zaman ini karena kebanyakan mengambil kesempatan dalam kesempitan alias mumpung jadi pejabat, lowongan kerja juga sulit minimal cari kerja yang layak tamatan D3 tetapi jadi anggota dewan minimal smu , sungguh ironis memang .

Jika negitu apa makna hari kebangkitan nasional , berusaha menuju Indonesia yang lebih maju “itu kata pejabat berwewenang saat perayaan hari kebangkitan nasional” tetapi setelah lewat sehari aja peringatannya kembali lagi keselera asal deh.

Jangan samakan kebangkitan nasional sekarang dengan zaman dahulu karena sangatlah berbeda dulu kita masih di jajah dan tujuannya adalah mempersatukan kekuatan khususnya kaum muda tetapi sekarang hanya untuk membangkitkan generasi yang bapak-bapak atau ibu-ibu nya yang sedang berkuasa sekarang. sebenarnya makna dari hari kebangkitan nasional bukan terletak pada perayaannya ,tapi cenderung terletak pada bagaimana niat para pemimpin kita untuk membangkitkan indonesia ke arah yang lebih baik.



Sumber : Google